ETIKA DAN BISNIS DAN PRINSIP ETIS DALAM BERBISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN BAB 1 DAN BAB 2
Etika dan Bisnis & Prinsip Etis
dalam Berbisnis serta Etika dan Lingkungan Perusahaan
MAKALAH BAB 1 & 2
Nama Kelompok 1 :
Andjani Puji (11214099)
Cicilia Artaningtyas (12214404)
Dita Ayu Puspita Rani (13214204)
Dita Rahmawati (13214212)
Iis Nur Kholisyah (15214121)
Intan Pradesy (15214380)
Tierza Ayuningrum (1A214765)
MIND MAPPING
BAB 1 : ETIKA DAN BISNIS
·
Definisi
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Etika bisnis merupakan sesuatu yang berlaku secara
universal, artinya esensi etika bisnis berlaku di mana saja, kapan saja, dan
siapa saja tanpa memandang jabatan, ras, pendidikan, dan agama. Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
professional.
·
Hakekat
Mata Kuliah Etika Bisnis
Kata etika berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat istiadat
(kebiasaan). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
·
Etiket
moral, hukum dan agama
1. Moral
: aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradap (ajaran
baik dan buruk, perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).
2. Etiket
: cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang
mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta
ditentukan dalam suatu kalangan tertentu
3. Agama:
sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan
4. Hukum:
sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan
·
Hubungan
antara etika dan agama
Etika tidak dapat menggantikan agama.
Agama merupakan hal yang tepat untuk membeerikan orientasi moral. Pemeluk agama
menemukan orientas dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu
memerlukan keterampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekedar
indoktrinasi. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata mata
sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya
terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkat etika terbuka bagi setiap orang
dari semua agama dan pandangan dunia.
·
Hubungan
antara etika, moral dan hukum
Jika kita membahas tentang norma, etika,
dan hukum tentunya kita tidak dapat melepaskannya dari segi moral. Dari arti
kata, etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin “mos”
yang berarti adat kebiasaan. Menurut sonny keraf yang membedakan antara moral
dengan etika yaitu nilai-nilai moral mengandung nasihat, peraturan, dan
perintah turun temurun melalui suatu budaya tertentu. Sedangkan etika merupakan
refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma manusia yang menentukan
dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia. Karena etika dan moral
saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang erat dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma sebagai bentuk perwujudan dari
etika dan moral yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Norma tersebut dapat
berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainya meski tiap daerah memiliki
norma yang berbeda-beda namun tujuannya tetap sama yaitu mengatur kehidupan
bermasyakarat agar tercipta suasana yang mendukung dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya
hukum berperan sebagai pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat berupa sanksi
sosial sebagai akibat dari pelanggaran norma-norma sosial masyarakat dan sanksi
hukum apabila norma-norma yang dilanggar juga termasuk dalam wilayah peraturan
humuk yang berlaku.
·
Klasifikasi
Etika
Etika normatif merupakan cabang etika
yang penyelidikannya terkait dengan pertimbangan-pertimbangan tentang bagaiamna
seharusnya seseorang bertindak secara etis. Dengan kata lain, etika normatif
adalah sebuah studi tindakan atau keputusan etis. Disamping itu, etika normatif
berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan tentang apa saja kriteria-kriteria
yang harus dijalankan agar suatu tindakan atau kepuasan itu menjadi baik.
Etika terapan merupakan sebuah penerapan
teori-teori etika secara lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik
pada domain privat atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati
dan lain-lain. Etika terapan ini bisa dibagi menjadi etika profesi, etika
bisnis dan etika lingkungan. Secara umum ada dua fitur yang diperlakukan supaya
sebuah permasalahan dapat dianggap sebagai masalah etika terapan.
Etika deskriptif merupakan sebuah studi
tentang apa yang dianggap ‘etis’ oleh individu atau masyarakat. Dengan begitu,
etika deskriptif bukan sebuah etika yang mempunyai hubungan langsung dengan
filsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris terkait dengan
perilaku-perilaku individual atau kelompok.
Metaetika berhubungan dengan sifat
penilaian moral. Fokus dari metaetika adalah arti atau makna dari pernyataan
pernyataan yang ada didalam etika. Dengan kata lain, metaetika merupakan kajian
tingkat kedua dari etika.
·
Konsepsi
etika
Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan yang
telah dikerjakan itu salah atau benar, baik atau buruk etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia melainkan mempersoalkan bagaiaman manusia harus
bertindak. Norma hukum berasal dari hukum, norma agama berasal dari agama,
norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari, norma moral berasal dari
etika. Etika menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etika menyangkut
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika terhadap sesama, etika terhadap keluarga, etika terhadap profesi, etika
terhadap politik, etika terhadap lingkungan hidup, dan kritik ideologi
BAB 2 : Prinsip Etis dalam Berbisnis
serta Etika dan Lingkungan Perusahaan
Secara umum etika bisnis merupakan acuan
cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang
dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang
dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
·
Prinsip
Otonomi
Otonomi dalam Etika Bisnis
Prinsip otonomi dalam etika bisnis
adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang
yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya.
Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada
pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan
tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan
dengan pihak lain.
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih
diartikan sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar
pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai
prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan
sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa
merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi
bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi,
visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para
pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu
mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam
menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan
wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus secara
bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung
jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Oleh karena itu konklusinya dapat
diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan
etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas :
1. Dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Dalam tanggung jawab kepada : diri
sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.
·
Prinsip
Kejujuran
Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis
merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja
perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip
kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain
yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam
aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran
terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini
mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan
terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap
semua pihak terkait.
·
Prinsip
Keadilan
Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis
Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk
mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang
terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap
keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh
karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan
peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak
harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau
memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima
oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis :
dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen,
menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi,
mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
·
Hormat
pada Diri Sendiri
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam
Etika Bisnis
Pinsip hormat pada diri sendiri dalam
etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada
bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan
cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi
yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama.
Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat
tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para
pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan,
maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
·
Hak
dan Kewajiban
Hak dan Kewajiban Dalam Etika Bisnis
Setiap karyawan yang bekerja di sebuah
perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut : kewajiban dalam
mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok yang bisa diajak untuk bekerjasama,
saling menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam pencapaian tujuan yang
telah disepakati bersama demi kemajuan perusahaan, menjunjung tinggi
nilai-nilai moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari setiap karyawan
terhadap mitra bisnisnya, bila tujuan dalam perusahaan ini tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada setidaknya karyawan-karyawan tersebut telah melaksanakan
kegiatan bisnisnya dengan suatu tindakan yang baik. Lalu bagian SDM perusahaan
akan mencoba untuk menganalisis sebab timbulnya bisnis tidak sesuai dengan
tujuan perusahaan, dan menemukan dimana terjadinya letak kesalahan serta
mencari solusi yang tepat untuk menindak lanjuti kembali agar bisnis yang
dijalankan dapat meningkat secara pesat seiring perkembangan waktu.
Bukan hanya kewajiban saja yang harus
dijalankan, hak etika bisnispun juga sangat diperlukan, diantaranya : Hak untuk
mendapatkan mitra (kolega) bisnis antar perusahan, hak untuk mendapatkan
perlindungan bisnis, hak untuk memperoleh keuntungan bisnis, dan hak untuk
memperoleh rasa aman dalam berbisnis. Selain itu dalam berbisnis setiap
karyawan dalam suatu perusahaan juga dapat mementingkan hal-hal yang lebih
utama, seperti : kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, keberanian, keramahan,
dan sifat pekerja keras agar terjalinnya bisnis yang saling menguntungkan
diantara kedua belah pihak bisnis tersebut.
·
Teori
Etika dan Lingkungan
Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika
lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja
karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara
pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas
manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang
lebih luas.
Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika
lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik
secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian.
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan
perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam
pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak
mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi
pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang
pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem
seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan
yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya
manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga
tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral
dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka
sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
Prinsip
Etika dilingkungan Hidup
Keraf (2005 : 143-159) memberikan
minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup:
1. Sikap
hormat terhadap alam atau respect for nature alam mempunyai hak untuk
dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi
terutama karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari
alam.
2. Prinsip
tanggung jawab atau moral responsibility for nature prinsip tanggung jawab
bersama ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab
memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang
tinggi seakan milik pribadinya
3. Solidaritas
kosmis atau cosmic solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
4. Prinsip
kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature Prinsip kasih
sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa
mengharapkan balasan
5. Prinsip
tidak merugikan atau no harm merupakan prinsip tidak merugikan alam secara
tidak perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam
eksistensi makhluk hidup lainnya.
6. Prinsip
hidup sederhana dan selaras dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai,
kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.
7. Prinsip
keadilan prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana manusia harus
berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan
bagaimana sistem sosial harus diatur.
8. Prinsip
demokrasi alam semesta sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang
seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena
itu orang yang peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.
Prinsip integritas moral prinsip ini
menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku terhormat serta
memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.
SUMBER:
https://mariaulfah56.wordpress.com/2015/12/05/prinsip-otonomi-kejujuran-dan-keadilan-pada-etika-bisnis/
https://hakimfajrurachman.wordpress.com/2015/11/09/etika-dan-bisnis/
Komentar
Posting Komentar